Dalam sejarahnya, lokalisasi Semampir sudah ada sejak tahun 1960-an, yang merupakan pemusatan dari aktivitas prostitusi jalanan di Kediri, khususnya di Lemah Geneng. Secara administratif, lokalisasi ini sebenarnya sudah ditutup oleh Pemkot Kediri pada tahun 1998, dan dinyatakan sebagai eks lokalisasi pada tahun 2004. Namun karena kebijakan tersebut kurang disertai solusi yang memadai, secara ilegal lokalisasi Semampir terus beroperasi hingga sekarang. Baru pada bulan Ramadan atau Juli tahun 2014 ini, Pemkot Kediri melakukan sosialisasi penutupan kembali dengan memulangkan para PSK (Pekerja Seks Komersial) dan menjaganya siang-malam dengan melibatkan personil TNI, Polisi dan Satpol PP hingga bulan Desember mendatang.
Oktober 05, 2014
Couch Mode
Print Story
Para pengunjung lokalisasi Semampir terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat. Mulai dari para pekerja kuli bangunan, sopir-sopir truk, para pelajar,
hingga para cukong dan pejabat. Para PSK di lokalisasi Semampir juga terdiri dari
beberapa kelas, seperti kelas Prima Top, kelas Primadona,
kelas Melati, kelas Mawar, dll., di mana masing-masing kelas memiliki tarif
komersial sendiri-sendiri yang diukur berdasarkan usia dan kecantikan PSK.
Misalnya, tarif untuk PSK yang berada di kelas Prima Top sebesar Rp. 300.000 ke atas untuk sekali main, plus harga sewa kamar
sebesar Rp. 20.000 dengan durasi 15 menit. Sedangkan tarif untuk kelas
Primadona sebesar Rp. 200.000 sampai 250.000 untuk sekali main. Dan jika ingin
menambah durasi waktu, biasanya cukup menambah sewa kamar sebesar Rp. 20.000/15
menit. Namun untuk tarif PSK yang beroperasi di atas jam 00.00 Wib., biasanya relatif lebih murah, karena didominasi oleh para PSK yang
sudah tua. Menurut informan yang tidak bersedia ditulis namanya, tarif-tarif
ini tidak seluruhnya masuk kantong PSK, melainkan dibagi dua dengan germo atau
mucikarinya dengan margin 50:50. Setiap seorang germo atau mucikari di
lokalisasi Semampir, umumnya memiliki 5 sampai 10 PSK. Germo-germo inilah yang
bertanggung jawab menyediakan fasilitas untuk keperluan para PSK, mulai dari kamar
esek-esek, ruang karaoke, tempat tinggal, konsumsi, kosmetik, dan
lainnya. Dengan demikian, dibanding para PSK, para germolah yang paling banyak
meraup keuntungan dari ‘bisnis lendir’ ini.
Selamat Datang di Zona KeIslaman, Kemanusiaan, dan KeIndonesiaan JASSPRO
DZIKIR DI LOKALISASI SEMAMPIR
Catatan Seorang MANDOR (Mahasiswa Pendobrak)
Oleh: @kangmuda
Semampir, adalah salah satu kelurahan di Kota Kediri, yang secara
geografis terletak di tengah kota dan berada di sebelah barat pabrik rokok
terbesar se Indonesia, Gudang Garam. Bagian barat dari kelurahan ini dilintasi
oleh aliran sungai Brantas, yang membuat daerah ini memiliki tingkat kesuburan
tanah cukup tinggi. Di atas sungai Brantas, terdapat jembatan yang
menghubungkan antara kelurahan Semampir dengan kelurahan
Mojoroto. Di bawah
jembatan inilah, tepatnya di sisi kanan dan kiri unjung
timur jembatan, terdapat lokalisasi yang disinyalir
terbesar ketiga se Jawa Timur setelah lokalisasi Gang Dolly dan Jarak.
Dalam sejarahnya, lokalisasi Semampir sudah ada sejak tahun 1960-an, yang merupakan pemusatan dari aktivitas prostitusi jalanan di Kediri, khususnya di Lemah Geneng. Secara administratif, lokalisasi ini sebenarnya sudah ditutup oleh Pemkot Kediri pada tahun 1998, dan dinyatakan sebagai eks lokalisasi pada tahun 2004. Namun karena kebijakan tersebut kurang disertai solusi yang memadai, secara ilegal lokalisasi Semampir terus beroperasi hingga sekarang. Baru pada bulan Ramadan atau Juli tahun 2014 ini, Pemkot Kediri melakukan sosialisasi penutupan kembali dengan memulangkan para PSK (Pekerja Seks Komersial) dan menjaganya siang-malam dengan melibatkan personil TNI, Polisi dan Satpol PP hingga bulan Desember mendatang.
Dalam sejarahnya, lokalisasi Semampir sudah ada sejak tahun 1960-an, yang merupakan pemusatan dari aktivitas prostitusi jalanan di Kediri, khususnya di Lemah Geneng. Secara administratif, lokalisasi ini sebenarnya sudah ditutup oleh Pemkot Kediri pada tahun 1998, dan dinyatakan sebagai eks lokalisasi pada tahun 2004. Namun karena kebijakan tersebut kurang disertai solusi yang memadai, secara ilegal lokalisasi Semampir terus beroperasi hingga sekarang. Baru pada bulan Ramadan atau Juli tahun 2014 ini, Pemkot Kediri melakukan sosialisasi penutupan kembali dengan memulangkan para PSK (Pekerja Seks Komersial) dan menjaganya siang-malam dengan melibatkan personil TNI, Polisi dan Satpol PP hingga bulan Desember mendatang.
Lokalisasi Semampir terdiri dari dua komplek, komplek utara yang berada
di sebelah utara jembatan, dan komplek selatan yang berada di sebelah selatan
jembatan. Baik komplek utara maupun selatan, di dalamnya terdapat dua gang yang
membentang sekira 200 meter dari gerbang utara hingga
jembatan,
dan dari gerbang selatan hingga jembatan. Di sepanjang bibir-bibir gang, berdiri wisma-wisma yang didesain secara khusus untuk ruang karaoke,
kamar esek-esek, tempat kos para PSK, dan tempat tinggal para mucikari atau
germo.
Berdasarkan pendataan terakhir, lokalisasi
ini dihuni oleh 220 PSK yang keseluruhannya berasal dari luar Kediri. Penutupan
lokalisasi Gang Dolly yang dikhawatirkan sebagian pihak akan menyebabkan
eksodus para PSK ke lokalisasi-lokalisasi lain, ternyata hanya isapan jempol. Dari
waktu ke waktu, jumlah PSK yang bekerja di lokalisasi ini relatif stabil, yakni
berada di kisaran 200 sampai 250 orang.
Aktivitas di dalam komplek lokalisasi
Semampir, buka selama 24 jam. Hanya saja, puncak keramaian pengunjung berlangsung
antara pukul 20.00 hingga 00.00 Wib. Pada jam-jam ini,
yang bekerja didominasi oleh para purel dengan usia yang relatif muda, berkisar
antara 20 hingga 35 tahun. Sedangkan di atas jam 00.00 Wib. biasanya didominasi oleh PSK usia 35 tahun ke atas. Dalam satu minggu sekali, tepatnya setiap hari Jumat, Dinas Kesehatan
Kota Kediri mengadakan cek kesehatan terhadap seluruh PSK, untuk mengantisipasi
penyebaran virus HIV. Setiap pengunjung yang memasuki komplek, juga
diwajibkan membeli kondom yang disediakan di pintu gerbang selatan maupun gerbang
utara. Dalam satu tahun, lokalisasi Semampir hanya tutup pada bulan Ramadan,
itupun hanya sampai tanggal 20 Ramadan. Di atas tanggal 20 Ramadan aktivitas
lokalisasi kembali beroperasi. Alasan mereka beroperasi kembali di akhir bulan
Ramadan ini adalah untuk mencari biaya kebutuhan di hari lebaran.
Apabila mengamati latar belakang kehidupan
para PSK, faktor yang menyeret mereka jatuh ke dunia prostitusi ini, nyaris semua karena desakan ekonomi atau
masalah keluarga (broken home). Hanya 0,3% yang ditengarai karena faktor
hiperseks. Sebut saja Clara, salah satu purel yang masih cukup belia, yakni berusia
18 tahun, namun KTP-nya sengaja dituakan menjadi 21 tahun agar bisa diterima bekerja
di lokalisasi Semampir yang mensyaratkan minimal usia 20 tahun. Ia berasal dari
Blitar, dan berprofesi menjadi purel di Semampir karena paksaan ayahnya yang
dilanda krisis finansial.
Dalam suatu obrolan malam, Clara bercerita
mengenai awalnya bekerja di dunia malam. “Saya anak pertama, Mas. Saya memiliki dua adik, yang satu mau
masuk SMP dan yang lain terkena serangan usus buntu sampai sekarang belum
dioperasi. Sementara ayahku perkejaannya nggak jelas. Ayahku itu punya teman
yang menawarkan saya menjadi pelacur, sebab cewek seperti saya ini, katanya
sehari bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp. 500.000. Suatu malam ayah
memintaku, tolonglah bapakmu untuk mencari uang, apa kamu ingin melihat
keluargamu mati karena tak punya uang. Bapak aku bilang begitu, Mas. Awalnya aku menolak. Bahkan ibuku juga menangis, tak mau anaknya
bekerja seperti ini. Saya terpaksa jalani semua ini demi keluarga, Mas. Demi adikku yang akan melanjutkan ke SMP
dan demi adikku yang sedang sakit agar bisa operasi.” Sambil meneteskan air mata, Clara menutup obrolan malam itu dengan sebuah
harapan, “Saya hanya berharap, Mas. Nanti ketika sudah cukup uang, saya akan
berhenti bekerja seperti ini dan memulai usaha yang halal. Terus terang, Mas, batin saya menolak dengan kehidupan yang
saya jalani ini.”
Begitulah sepenggal cerita pilu seorang purel yang
bekerja sebagai PSK di lokalisasi Semampir. Cerita-cerita serupa, yang hampir semuanya karena himpitan ekonomi, sebenarnya juga dialami
oleh kebanyakan PSK di lokalisasi Semampir, seperti ditinggal suaminya yang
mewariskan hutang ratusan juta dan harus ditanggung oleh isteri, dan lain
sebagainya.
Profesi sebagai pelacur, memang
mengharuskan mereka tampil dengan gaya hidup glamor, seksi, riang, menggoda, dan
menggairahkan. Tapi tahukah kita bahwa di balik semua itu, sesungguhnya batin
mereka menangis, hati mereka menjerit, menolak dan mengingkari kehidupan yang
mereka jalani sendiri. Di dasar relung hati mereka, sejatinya masih terpendam
keinginan untuk menjalani kehidupan secara baik dan bermartabat. Namun, himpitan beban hidup yang berat, memojokkan mereka menjadi
tak mempunyai pilihan. Apabila kita menyimak dengan nurani cerita-cerita para PSK tentang latar belakang beban kehidupan mereka
yang maha berat demikian, kiranya bisa membuat kita untuk tidak latah mamandang
para pelacur dengan sebelah mata. Dunia mereka mungkin memang hitam jika
dilihat dari perspektif norma agama ataupun norma sosial. Namun, tentu tidak adil dan kurang bijak jika kita hanya menghakimi mereka
sebagai manusia nista sementara kita menutup mata terhadap faktor
yang
melatarbelakangi mereka jatuh ke kehidupan nista tersebut. Bagaimanapun, mereka adalah manusia yang beriman, manusia
yang percaya Tuhan, sama seperti kita. Hanya saja, mungkin mereka menanggung
beban hidup maha berat yang memaksa mereka ‘menyerah’. Dan yang mereka tahu,
Tuhan Maha Panyayang. Boleh jadi kita yang tetap ‘bertahan’ dan tidak jatuh ke
dunia mereka, karena kita tidak pernah menanggung beban hidup seberat kehidupan
mereka.
Ini penting kita insafi, agar menumbuhkan kerendahan
hati, rasa kemanusiaan dan empati kita terhadap saudara-saudara kita yang
kebetulan sedang terpuruk menyerah oleh beban kehidupan. Keterpurukan mereka di
lembah nista, tak seharusnya menjadi alasan kita untuk memandang mereka sebelah
mata, menjauhi dan menyingkirkan mereka. Mereka adalah saudara-saudara kita
yang sedang butuh kepedulian kita untuk membantu bangkit dari keterpurukan. Ini
merupakan sebuah tugas kemanusiaan yang menjadi tanggung jawab kita semua.
Demi mengemban tugas kemanusiaan itulah,
pada tahun 2005 seorang warga Semampir yang bernama Ustad Agus Karwiyanto
menggagas sebuah acara pengajian di lokalisasi Semampir. Menurut Ustad Agus, “Bagaimanapun mereka tetap saudara kita yang harus kita dekati. Jika
mereka kita jauhi, tidak ada lagi yang akan peduli, dan mereka akan semakin tidak
karuan.” Tidak mudah untuk membuat acara pengajian di
lokalisasi Semampir. “Tantanganya besar Mas, nyawa taruhannya. Di tahun-tahun pertama
dulu, saat saya mengadakan pengajian, sering sekali dipisuhi, dilempari botol
minuman keras, dicegat oleh preman-preman penjaga lokalisasi, diajak berkelahi,
diteror, disantet, dll. Mereka menganggap, acara seperti ini akan
mematikan usaha atau bisnis mereka.” Kisah Ustad Agus mengenang awal-awal perjuangannya.
Berkat kegigihan Ustad Agus, seiring perjalanan waktu pengajian ini
semakin banyak diikuti warga di lingkungan lokalisasi Semampir, termasuk para
mucikari dan PSK. Pengajian ini kemudian menjadi acara rutinan yang
dilaksanakan setiap malam Rabo setelah maghrib, yang digilir dari satu rumah warga
ke rumah warga yang lain. Dalam pengajian ini diisi dengan bacaan-bacaan dzikir,
istighatsah, kirim doa, dan ceramah keagamaan. Isi ceramah kegamaan lebih
berupa motivasi untuk melakukan kebaikan terhadap sesama, dan harapan-harapan (raja’) akan ampunan Tuhan, bukan berisi tentang hukum-hukum fiqih.
“Warga lokalisasi sini nggak kuat Mas, kalau harus diceramahi tentang fiqih.
Dakwah yang bisa kita lakukan hanya berupa spirit-spirit yang menumbuhkan dan menguatkan keinginan nuraninya untuk berubah hidup lebih baik, dan memberikan harapan-harapan akan ampunan Tuhan,
sehingga sekelam apapun kehidupan yang mereka jalani sekarang ini, tidak
membuat mental mereka mengalami keputus-asaan untuk suatu saat bertobat.” Terang ustad Agus tentang pendekatan dakwahnya.
Untuk mengembangkan dakwah di lokalisasi
Semampir, pada tahun 2007 Ustad Agus berinisiatif mendirikan sebuah Yayasan Pendidikan
dan Panti Asuhan Anak Yatim dan Dhu’afa. Yayasan ini diberi nama Al-Hidayah
yang dibangun persis di depan pintu gerbang selatan lokalisasi Semampir, yang
baru diresmikan pada tahun 2010. Misi utama yayasan ini adalah untuk menjaring
anak-anak yatim dan anak-anak dari keluarga kurang mampu yang berada di
lingkungan lokalisasi Semampir, agar bisa dibina dan diproteksi sejak dini dari
pengaruh negatif kehidupan lokalisasi, sehingga ke depan bisa meretas mata
rantai regenerasi para pelaku bisnis prostitusi di Semampir. Kendati demikian,
yayasan ini tidak membatasi anak asuh atau anak didiknya hanya berasal dari
lingkungan lokalisasi Semampir, melainkan terbuka luas untuk semua masyarakat
yang kurang mampu. Yayasan Al-Hidayah juga menanggung semua biaya hidup dan
biaya pendidikan anak asuh atau anak didiknya mulai dari tingkat SD sampai
jenjang perkuliahan.
Keberadaan yayasan Al-Hidayah di lingkungan lokalisasi Semampir menjadi
sangat vital, sebab peranannya menjadi katalisator bagi upaya penutupan
lokalisasi secara kultural dan permanen. Bahkan dalam jangka panjang, Yayasan ini memiliki potensi besar untuk merubah Semampir dari image lokalisasi menjadi Semampir yang islami. Lantaran itulah,
yayasan Al-Hidayah dipilih sebagai tempat KKN mahasiswa Institut Agama Islam Tribakti
Kelompok I tahun 2014, yang menobatkan dirinya sebagai MANDOR (Mahasiswa
Pendobrak), melalui terobosan-terobosan progresifnya dalam bidang penguatan
finansial Yayasan. Posdaya Berbasis Masjid yang menjadi salah
satu program KKN kelompok ini, juga berhasil menyabet Juara I Se Karisidenan Kediri dan Juara Harapan V se Jawa Timur, Bali, dan NTB. Selamat kepada
para MANDOR atas prestasi yang diperolehnya. Semoga energi, pikiran, dan ‘mantra-mantra
dzikir’ yang telah dirapal, bisa menjadikan Yayasan Al-Hidayah semakin barokah bagi masyarakat di lingkungan Eks Lokalisasi Semampir. | KD
Bagikan Tulisan Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jual Cytotec Obat Aborsi Asli Obat Penggugur Kandungan, Obat Aborsi
BalasHapusJual Obat Aborsi Murah, Obat Penggugur Kandungan menjual Obat Aborsi Aman, Obat Aborsi Asli Ampuh, Obat Cytotec, Obat Aborsi Manjur, dan Cara Menggugurkan Kandungan.
Obat Aborsi Cytotec dan Obat Gastrul
Jual Obat Aborsi
Obat Aborsi
Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec
Jual Obat Aborsi Ampuh
Jual Obat Aborsi Asli Tuntas
Cara Menggugurkan Kandungan Janin
Obat Aborsi Asli Aman
Obat Aborsi Cytotec
Jual Obat Cytotec
Jual Cytotec Asli
Jual Cytotec
Klinik Obat Aborsi
Jual Obat Aborsi
Jual Obat Aborsi Asli
Jual Obat Aborsi Asli Ampuh
Jual Obat Aborsi Asli Tuntas
Jual Obat Aborsi Asli Manjur
Obat Penggugur Kandungan Aman
Obat Aborsi
Jual Obat Aborsi Cytotec Asli
Obat Aborsi Asli
Klinik Aborsi
Jual Obat Aborsi Ampuh
Jual Obat Aborsi Cytotec Ampuh
Jual Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Obat Aborsi Tuntas
Jual Obat Aborsi
Obat Aborsi Ampuh
Obat Aborsi
Obat Aborsi Asli Ampuh
Obat Aborsi Penggugur Kandungan