QASIDAH CINTA
Seorang santri yang gagal mengusir gelap dari awang malam..
Mengeluh di depan pembimbingnya:
Duh… penuntun
jiwa
Setiap detik aku terluka
Setiap kata berisiko nyawa
Sang guru
menjawab:
Engkau belum
sudi menerima semua
Karna itu terluka
Engkau belum rela memberikan semua
Karena itu terancam petaka
Miliki dulu
ruh itu
Dan berangkatlah mencari sasaranmu
Saksikan!
Mereka tak bisa melukai selain diri mereka sendiri
Mereka tak dapat membunuh selain jiwa mereka sendiri
DI ANTARA JIWA-JIWA
SHALEH DAN PARA PENDOSA
By: KD
Menyusuri
lorong waktu mengurai lembar-lembar takdir
Aduhai
alangkah elok bentangan mimpi itu terlukis membiru di angkasa anganmu
Umur beranjak
menggurat tapak tilas kisah dan kasih, tak terasa mengikis usia dalam thawaf
kehidupan yang tak berujung
Laju cinta
melesat tak berarah, merobek tabir nyata kemanusiaanmu
Indah memang,
namun pedih berkubang kemayaan yang membuai kesadaran
Dendam dan
asa bertarung mengamuk, mencerca, menggulung runtuh segala jumawa di sisi pekat
koridor hati
Yang tersisa
hanya secuil hati wanita yang telah peluh dan mulai retak di altar kebijakan
naluri lelakiku
Ah!! andai
kehadirannya bukanlah persembahan yang tersurat, cukuplah kiranya menjadi jalan
cita yang tersirat
Rindu ini
hanyalah kerinduan seruling pada rumpun bambu
Allahku,
kalaupun ia harus patah dan tak semerdu buluh perindu Nabi Dawud, dahan-dahan
Rahman-RahimMu akan selalu bersenandung menyeka kandas hasratku
Hasrat remaja
yang tercabik di antara jiwa-jiwa saleh dan para pendosa
Maha suci
Engkau Ya Rabb dengan segala suratanMu
Asa yang
bergelora ini, mungkin tak sejalan dengan garis iradahMu
Namun
tuntunlah arah cinta hanya lurus menuju ridlaMu
Ij'alni min
zumratil muhibbien minka, laka, bika, fika wa ilaika
Amien....
30/09/2008
KADO KADE
By: KD
Namamu adalah bisikan penghuni surga
yang merenda nyanyian lembayung senja.
Aku ragu, inikah
senandung embun yang akan merekahkan bunga? Atau inikah punjung yang akan
merekah di esok itu?
Jangan gamang,
dia bukan embun, dia bukan bunga. Dia hanyalah peri yang sedang tersenyum, senyum yang
begitu mahal yang mengerti akan mekarnya bunga.
Walaupun ia
tetap bunga yang berseri untuk semua.
Alami madunya
tetap terjaga, bening nan suci di keheningan hati yang kian berdetak.
Seolah tak
percaya kalau sekejap lagi ia harus sambut mentari naik tahta.
Hiasi mahligai
dengan ketulusan dan cinta.
Oh...!! Di
manakah keindahan yang lebih damai dari perjumpaan sepasang kekasih lilLah di
pelaminan?
Lihatlah,
senyumnya kian simpul dan bergetar. Atau.... atau sebenarnya hanya tak sabar saja
menabur pesona di keremangan jingga.
Irikah aku
dengan kenyataan ini? Atau hanya kesadaran bahwa aku kian terlempar ke dasar
peraduan sepi? Aku tak mengerti!
Hai kawan....
Rajutlah kebahagiaan dalam kebersamaanmu untuk merengkuh ridlaNya. BarakalLah
laka wa baraka alaika wa jama'a
bainakuma fi khair. Amien.
04/03/2009
ITU NAMAMU, BUKAN
ISTERIKU
By: KD
Ironis kiranya
aku menyebutmu gerhana, karena sejatinya aku pun bukan purnama.
Seperti bayang
gelab di sana, redup auramu hanyalah mendung kepasrahan yang menggelayut.
Teramat pedih
memang seandainya kau tidak pasrah, tapi haruskah dengan cara menyerah?!
Rinduilah
jeritan lirih di relung itu, dari sanalah seruan cahya suci akan pecahkan
gulita malam-malammu.
Ingatlah, di
usiamu ini bukan tidak mungkin kau harus mulai menyambut surya terbit di setiap
cerah pagimu.
20/03/2009
BONUS TERAKHIR
By:
Em. Hilmi
Walau tajamnya idemu menggoreskan sedikit naluri,
sampai kesombongan yang kau simpan mampu kudekaP
Sungguh… aku tetap terpaku, dan kelak… entah semunafik
apa aku terjagA
Engkau memang jenius, menjamahmu… aku tak cukup cerdiK
Usia memang penipu, siapapun induknya, meski
menyongsong sang abaD
Kukira, akulah sang diA
Namun, s’moga Yang Terelok mengelus mesra keyakinanku,
kurasa kau bukanlah mimpI
Kaulah harapan paling hina… dulu, dan yang termanis…
kini, hingga saat esok menjelang malaM
smsbonusterakhiranemhilmi.11/02/2012
DZIKIR SANTRI GALAU
By. KD
Kenapa santri suka menutup diri?
Karena santri sedang bersembunyi.
Kenapa santri bersembunyi?
Karena santri ketakutan modernisasi.
Kenapa santri ketakutan?
Karena santri bukan seorang wali.
Kenapa santri tidak menjadi wali?
Karena santri selalu takut dan menyedihkan.
Kenapa santri menyedihkan?
Karena santri tak punya nyali.
Kenapa santri tak bernyali?
Karena santri tak tahu diri.
Kenapa santri tak tahu diri?
Karena santri dengan kritik alergi.
Kenapa santri suka alergi?
Karena santri merasa paling suci.
Kenapa santri merasa sok suci?
Karena santri enggan introspeksi.
Kenapa santri malas introspeksi?
Karena santri dirundung frustasi.
Kenapa santri frustasi?
Karena santri tidak percaya diri.
Kenapa santri tak percaya diri?
Karena santri kehilangan jati diri.
Kenapa santri hilang jati diri?
Karena santri selalu kalah dalam dunia kompetisi.
Kenapa santri jadi kalahan?
Karena santri asing dengan zaman dan medan.
Kenapa santri jadi terasing?
Karena santri terbuang ke pinggiran.
Kenapa santri tak segera menengah?
Karena santri sibuk mencari barakah.
Kenpa santri merasa cukup dengan barakah?
Karena santri hanya bisa pasrah.
Kenapa santri pasrah?
Karena santri sudah menyerah.
Kenapa santri gampang menyerah?
Karena santri pilih mati saja.
Kenapa santri tidak pilih hidup saja?
Karena santri ingin segera di surga.
Kenapa santri buru-buru ke surga?
Karena santri merasa dunia seperti penjara.
Kenapa santri tak tertarik meng-hasanah-kan dunia?
Karena santri percaya akhirat khairu wa abqaa.
Kenapa santri jadi manusia akhirat belaka?
Karena santri anti dunia.
Kenapa santri anti dunia?
Karena santri tak berdaya mengolah dunia jadi ladang surga.
Kenapa santri lemah tak berdaya?
Karena santri hidup terkurung di pembuangan.
Kenapa santri betah berlama-lama di kurungan?
Karena santri terkunci di persembunyian.
La kuncinya ke mana?
Terkubur bersama kematian para kyai.
_______________
10/11/'12
Di Pojok Pesantren