Januari 20, 2013

GENERASI PENAKLUK MODERNISME



    Pembicaraan tentang issu modern, dalam banyak konteks, sering dirujukkan pada historis era Renaissance (Kebangkitan Kembali) abad ke-15 dan 16 di Eropa, setelah sekian waktu –selama Abad Pertengahan– bangsa Eropa hidup dalam masa yang mereka sebut Dark Age (Era Kegelapan). Sebuah masa di bawah dominasi dogma-dogma Gereja yang mengungkung kemerdekaan dan kebebasan manusia. Era Renaissance menjadi titik tolak bagi bangsa Eropa menuju peradaban modern yang mereka sebut dengan Enlightenment atau Aufklarung (Era Pencerahan) pada abad ke-18.  

Secara historis, bergulirnya istilah modern –yang selanjutnya melahirkan derivasi kata turunan: modernisme, modernisasi, dan modernitas– adalah merupakan fenomena sejarah kudeta sosial-kebudayaan untuk menghentikan, menyudahi, memutus, dan melepaskan diri dari cengkraman sejarah sebelumnya yang ‘gelap’, dan menghendaki sesuatu yang baru dan ‘cerah’. Dengan kata lain, modernisasi adalah sejarah penaklukan nilai-nilai lama (Abad Pertengahan) oleh nilai-nilai baru (modernitas). Karena itu, modernisme merupakan keyakinan yang cenderung mensubordinasikan yang tradisional, bahkan mengambil posisi yang berlawanan dengan nilai-nilai lama demi terciptanya nilai-nilai baru.
Pada fase berikutnya, term modernisme mengalami pergeseran dan perluasan makna menjadi: paham, pandangan, dan sikap hidup yang berbasis pada kekinian untuk menghadapi realitas kontemporer secara relevan sebagai konsekuensi dinamis dari kematangan manusia. Dalam paham modernisme, masa kini menjadi titik sentral sebagai sumber sejarah, bukan masa lalu. 
Secara fenomenologis, era modern ditandai dengan menjadikan rasionalisasi sebagai ruh di setiap dimensi kehidupan secara massif. Modernisme menempatkan rasio di atas wahyu (dogma-dogma Gereja), kemajuan di atas kemapanan, dan kekinian di atas tradisi masa silam. Dengan modernisasi, kebenaran wahyu diuji di hadapan rasio, supremasi kekuasaan digugat melalui kritik, dan keshahihan tradisi dipertanyakan berdasarkan relevansi dan harapan masa depan yang lebih baik.

 
Twitter Facebook RSS YouTube Google
Copright © 2014 | ReDesign By Akibasreet