Februari 17, 2014

PENANGKAL KUWALAT

1. Berikut kultuweet saya tentang #PENANGKAL_KUWALAT. Silakan diresapi. Dijamin tidak malati. :-)

2. Ada kepercayaan yg sudah mengakar di lingkungan santri terhadap fenomena gaib yg disebut kuwalat.

3. Kepercayaan tentang kuwalat ini, sama mengakarnya dg kepercayaan tentang barokah, yg familier di lingkungan santri itu.

4. Sebab, istilah barokah bisa dikatakan merupakan bentuk anti-tesis dari istilah kuwalat itu sendiri.

5. Artinya, begitu seseorang diklaim kuwalat, berarti ia dipastikan tidak mendapatkan barokah.

6. Kuwalat sendiri adalah, keadaan negatif yg dialami seseorang sebagai "balasan gaib" akibat zhalim terhadap sesuatu yg dipercaya keramat/agung.

7. Hal-hal yang dikeramatkan atau diagungkan, dg demikian, akan dipercaya sebagai obyek yang "malati".

8. Obyek malati ini, di lingkungan santri, bisa berupa guru, kyai, keluarga kyai, ulama, wali, dan obyek2 lain yg dikeramatkan.


9. Kepercaan malati atas obyek2 tersebut, sanggup memobilisasi kepatuhan, penta'zhiman, bahkan pengkultusan santri terhadapnya.

10. Namun pada titik ekstrim, kepercayaan kuwalat jg sanggup pengaruhi psikologis santri merasa dicekam oleh bayang2 ketakutan.

11. Bayang2 kuwalat yg mencekam psikologi santri ini, tidak jarang menggeser perasaan ta'zhim/hormat berubah menjadi perasaan takut.

12. Padahal konotasi antara istilah ta'zhim/hormat dengan istilah takut, sangat jauh berbeda.

13. Ta'zhim atau hormat merujuk pd keagungan atau kemuliaan. Sedangkan takut merujuk pd keburukan, kejahatan, atau bahaya.

14. Secara lahiriah, ekspresi orang yg ta'zhim dg ekspresi orang yg takut, memang nyaris sama. Namun secara motivasi, sangat jauh berbeda.

15. Motivasi orang yang hormat, adalah karena dorongan naluri dari pengakuan atas keagungan atau kemuliaan seseorang.

16. Sedangkan motivasi orang yg takut adalah, mencari selamat atau menghindari bahaya, keburukan/kejahatan seseorang (ittiqa'a syarrihi).

17. Krn ekspresi lahiriah yg nyaris sama ini, kadang sulit utk bedakan antara orang yg BENAR2 ta'zhim/hormat, dg orang yang SEBENARNYA ketakutan.

18. Ini juga bisa berarti, sulit membedakan antara orang yg BENAR2 agung atau terhormat, dg orang yang SEBENARNYA hanya menakutkan.

19. Namun jika jeli, mudah saja bedakan keduanya. Orang yang BENAR2 ta'zhim/hormat, ia akan bersikap elegan, baik di depan atau di belakang.

20. Dan orang yg SEBENARNYA hanya takut, bersikap elegan hy saat di depan. Begitu di belakang, atau ketika merasa aman, ia akan bersikap lain. Munafiq!

21. Begitu jg jika cermat, gampang saja bedakan antara orang yang BENAR2 agung/terhormat, dg orang yang SEBENARNYA hanya menakutkan.

22. Kehormatan/keagungan seseorang dipengaruhi oleh kualitas yg dimiliki. Sedangkan orang yg menakutkan dipengaruhi oleh bahaya/ancaman yg akan dilakukannya.

23. Seorang yang berkualitas, akan pancarkan aura wibawa yg secara psikologis akan pengaruhi naluri orang lain menghormatinya.

24. Dan orang yg berbahaya atau jahat, akan pancarkan aura angker yg secara psikologis akan pengaruhi naluri orang lain menakutinya.

25. Ta'zhim atau hormat, jelas berbeda dg takut. Sikap ta'zhim atau hormat, dipengaruhi oleh obyek yg agung atau terhormat.

26. Sementara sikap takut, dipengaruhi oleh obyek yang jahat, buruk atau berbahaya.

27. So, istilah kuwalat (balasan gaib) itu, hy relevan jk dikaitkan dg orang yang BENAR2 agung/terhormat, bukan dg orang yg SEBENARNYA hanya menakutkan.

28. Dg kata lain, hanya orang yg BENAR2 agung di sisi Tuhan yg malati, bukan orang yg SEBENARNYA hanya menakutkan di mata manusia.

29. Orang yg BENAR2 agung atau terhormat di sisi Tuhan, adalah seperti dlm firmanNYA: inna akraamakum indaLlaahi atqaakum.

30. Dan yg perlu ditegaskan, karena kuwalat dipahami sebagai "balasan gaib", maka ia sebenarnya mirip seperti karma.

31. Karma dipercaya merupakan "balasan alamiah" atau kausalitas yg diberlakukan Tuhan akibat dosa kezhaliman tertentu. Begitu jg dg kuwalat.

32. Zhalim adalah segala hal yg tidak proporsional. Sperti lecehkan orang yg BENAR2 agung. Atau sebaliknya, ta'zhim

i orang yg SEBENARNYA tidak agung.

33. Karna itu, tak perlu takut kuwalat pada orang yg SEBENARNYA hanya menakutkan dan tidak BENAR2 agung/terhormat.

34. Dengan begitu, penangkal kuwalat paling ampuh adalah: PASTIKAN IA BUKAN OBYEK MALATI; atau PASTIKAN KITA TIDAK ZHALIM PADA ORANG YANG BENAR2 AGUNG DI SISI TUHAN.

35. Termasuk jika kita lakukan oto-kritik terhadap guru, kyai, atau ulama2 agung, maka pastikan itu bukan sikap zhalim, insya Allah tdk kuwalat.

36. Percayalah, orang yg BENAR2 agung/terhormat, akan sangat terbuka bahkan apresiatif terhadap kritik dari siapapun, dan sekeras apapun.

37. Orang yg BENAR2 agung, tidak akan lihat kritik sebagai sikap tak beradab, tapi justru manifestasi dr watawaashau bil haqq watawaashau bis shabr.

38. Bahkan orang yg BENAR2 agung, tidak pernah terbersit keinginan lihat orang yg menzhaliminya kuwalat. Syafaqahnya jauh lebih besar dr amarahnya.




______________________
Kultweet di @kangmuda




Bagikan Tulisan Ini




  1. Dan salah satu akibat kuwalat adalah bencana yang datang bertubi-tubi.

    BalasHapus

 
Twitter Facebook RSS YouTube Google
Copright © 2014 | ReDesign By Akibasreet