Desember 30, 2013
Couch Mode
Print Story
Selamat Datang di Zona KeIslaman, Kemanusiaan, dan KeIndonesiaan JASSPRO
PESANTREN DI SIMPANG PERADABAN
1. Berikut akan
saya kultweetkan analisa dan penilaian mutakhir saya terhadap #pesantren.
2. #Pesantren
adalah institusi pendidikan khas Nusantara yg sulit dijumpai padananya di luar
negeri.
3. Karena itu,
#pesantren disebut sebagai indiginous, produk asli budaya Indonesia.
4. Di Indonesia,
#pesantren merupakan institusi tradisional, yg keberadaanya lbh tua dari
Indonesia itu sendiri.
5. Jk keberadaan
lembaga pendidikan formal sejak --dan mrupakan warisan-- era kolonial, mk
#pesantren sdh ada di Nusantara jauh sebelumnya.
6. Namun dlm
perjalanan sejarahnya, pemerintah justru menasionalisasikan pendidikan warisan
kolonial, bukan #pesantren yg indigenous.
7. Terlepas dr
latarbelakang penganaktirian #pesantren oleh pemerintah, pesantren lalu mjd
semacam lembaga pendidikan alternatif.
8. Alternatif di
sini dlm pengertian negatif. Yakni #pesantren dianggap sbg lembaga pendidikan
non formal.
9. Vis a vis
antara lembaga pendidikan formal yg dibacking pemerintah dg pesantren selama
Orla & Orba, sgt meminggirkan eksistensi #pesantren.
10. #Pesantren
mjd lembaga pendidikan yg sangat terbelakang di tengah kontestasi dunia
pendidikan modern.
11. Pengalaman
vis a vis dg lembaga pendidikan formal yg cukup intens, jg mendorong #pesantren
mengambil posisi oposan thd pendidikan formal.
12. Maka lahirlah
sejarah dikotomi pendidikan di Indonesia: #pesantren sbg pendidikan agama dan
lembaga formal sbg pendidikan non agama.
13. Pd posisi
inilah #pesantren lalu menegaskan identitas dirinya sbg lembaga tafaqquh
fiddien. Pusat pendidikan agama.
14. Dengan posisi
oposan ini, #pesantren diakui memang melahirkan tdk sedikit pakar agama.
15. Namun jg hrs
diakui bahwa, posisi demikian scara tak langsung jg akn menjauhkan anak didik
#pesantren dr penguasaan ilmu2 eksak & skill.
16. Puncaknya,
#pesantren hy melahirkan generasi ahli agama & relegius, nmn tak memiliki
skill & ketrampilan kompetisi dan persaingan sosial
17. Tak
terelakkan, jebolan2 #pesantren pun menjadi manusia2 kalah dlm persaingan dunia
modern yg sgt kompetitif & menuntut profesionalisme.
18. Dg demikian,
dlm perspektif masyarakat modern yg rasional, tentu #pesantren dianggap sbg
pendidikan yg tdk menjajikan prospek sosial.
19. Dlm
perspektif msyarakat modern yg materialistik, mndalami ilmu agama di #pesantren
tentu bkn pilihn baik utk memenangi kompetisi global.
20. Pendidikan
formal yg concern thd skill, ktrampilan & profesionalisme, tentu menarik di
mata masyarakat modern. #pesantren tdk lg diminati.
21. Analisa ini
bs kita lihat dr populasi santri di banyak #pesantren yg didominasi oleh anak2
masyarakat kelas menengah-bawah.
22. Sulit (utk
tdk mengatakan, tidak) dijumpai santri di byk #pesantren yg berasal dr keluarga
atau masyarakat menengah-atas.
23. #Pesantren
praktis hanya menarik/diminati oleh masyarakat kelas menengah-bawah, miskin,
pinggiran, atau terbelakang.
24. Dampak
konkrit dr pilihan #pesantren yg mengambil posisi oposan thd lembaga pendidikan
formal adalah kesenjangan mindset anak bangsa.
25. Fenomena anak
bangsa menjadi ironis: satu kelompok ahli agama tp buta dunia, kelompok lain
ahli dunia tp buta agama. #pesantren
26. Betapa banyak
org2 yg saleh, bertaqwa, baik hati, tp miskin, terbelakang dan tdk berdaya
menghadapi tantangan zamanya. #pesantren
27. Dan betapa
byk org2 cerdas, kaya, berkuasa, tp terasing dg ajaran agama dan krisis
moralitas. #pesantren
28. Sepanjang
model pendidikan tetap bersifat dikotomis, maka sulit mengharapkan bangsa ini
mjd masyarakat ideal. #pesantren
29. Dg kata lain,
#pesantren hanya melahirkan output manusia2 religius namun krisis peran dlm
keterlibatan di kancah global.
30. Job2
strategis sosial publik (intelektual, kekuasaan, perusahaan) praktis didominasi
outpun dr non #pesantren.
31. Fenomena ini
tentu tdk ideal, sbb Indonesia yg mayoritas Muslim, justru digawangi org2 yg
krisis agama & moral. #pesantren.
32. Peran sosial
#pesantren di kancah global nyaris nihil, dan tinggal hanya dlm ukuran yg
sangat minimalis.
33. Dlm bidang IT
kalah, bidang ekonomi kalah, bidang politik kalah, bidang seni-budaya kalah.
#pesantren nyaris hy sbg penonton peradaban.
34. Dlm kondisi
kekalahan spt ini, tdk sedikit org2 pesantren yg lalu mencari2 pembenaran nasib
dg mengatakan, #pesantren hy urusan agama!
35. Ada jg org2
pesantren yg kehilangan kepercayaan & kapok thd pesantren. Bahkan tak
sedikit justru dr pihak2 pemangku #pesanstren sendiri.
36. Org2 yg
frustasi melihat #pesantren tak berdaya berhadapan dg modernitas, byk yg mjd
eksklusif & anti modern dg sejuta argumen subyektif.
37. Bahkan, org2
ini percaya bahwa modernitas adalah musuh #pesantren yg haram dan harus
dijauhi.
38. Dlm mindset
org2 #pesantren model ini, modernitas adalah hantu sejarah yg menakutkan, dan
bukan sbg keniscayaan zaman yg menantang.
39. Dg pandangan
bhw modernisasi adalah hantu sejarah spt inilah kmudian orientasi #pesantren
mjd tereduksi sgt ekstem, hy sbg lembaga moral.
40. Orientasi
#pesantren, dg demikian, mjd sgt minimalis, sekedar lembaga yg bertanggung
jawab memproteksi kerusakan2 dunia modern.
41. Ini bs kita
lihat dr pernyataan2 spt, "kl kamu nakal, tak masukkan #pesantren,
lo". Atau dr siswa2 DO yg pilih pesantren sbg alternatif.
42. Dlm kurun
waktu yg panjang, orientasi sempit #pesantren yg hy dianggap sbg lembaga
pendidikan agama pun kian mendapat byk justifikasi.
43. Argumen2
subyektif org2 #pesantren eksklusif yg plg familier spt: dunia bkn sgalanya,
akhirat khair wa abqa, dll. Ini argumen tendensius!
44. Tak pelak,
#pesantren akhirnya jd sarang manusia2 akhirot bloko. Dan lembaga formal jd
sarang manusia2 ndunyo bloko.
45. Kaum santri
memiliki tanggung tawab historis, moral, dan kultural, untuk jadikan #pesantren
sbg pusat peradaban madani, bukan membiarkannya mjd simbol keterbelakangan,
kebodohan, dan kemiskinan di simpang peradaban.
__________________________
KULTWEET DI @kangmuda
Bagikan Tulisan Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)